Selasa, 16 September 2008

With Muhammad Syodikin


Aku mengenal Syodikin pada masa Taaruf Mahasiswa Baru (TAMU) ’04. Pada saat itu Syodikin sedang membagikan formulir penerimaan anggota baru HMI, aku yang sejak mengikuti MAPABA I PMII telah berniatan akan pindah organisasi ke HMI tentu tidak mahu ketinggalan kapal untuk segera bergabung di organisasi yang menarik hatiku itu. Langsung saja aku meminta dan mengisi formulir tersebut, awalnya aku mengira Syodikin menyembunyikan perekrutan terselubung itu dari aku karena ia mengetahui jika pada saat itu aku telah bergabung di PMII.
Singkat cerita mungkin aku mulai mengenal Syodikin ketika aku dan dia sering bertemu walaupun pada saat itu kami hanya bertegur sapa sewajarnya seperti orang yang tidak terlalu mengenal. Aku ingat sekali bahwa yang menjadi teman terdekat syodikin adalah Ida seorang gadis pasir yang juga teman sekampusku.
Entah dari mana jelasnya aku bisa mulai dekat dengan Syodikin namun setelah 7 brother or 9 brosist terbentuk aku mulai merasakan bahwa dia adalah Sahabat yang bersedia menemaniku baik dalam suka maupun duka.
Aku memanggil Syodikin dengan panggilan ‘Ayah’ karena selain faktor telah terbiasa dengan panggilan itu, ia juga adalah sosok seorang ayah yang gaul alias masih muda. Syodikin atau Ayah memang telah menikah sejak lama sekali ya… kurang lebih semenjak duduk di semester I dulu.
Bagiku Syodikin adalah sahabat yang bisa untuk berbagi alias curhat karena selain perawakannya yang dewasa juga mungkin karena dia mampu untuk mencaba memahami karakterku. Syodikin memang dewasa dalam memberikanku nasehat atau apapun yang baik untuk diriku jadi memang pantas jika teman-teman termasuk aku sendiri tetap memberinya gelar ‘Ayah’.
Tidak banyak kisah yang dapat aku gambarkan dari kehidupanku dengan Shodikin karena ia memang jarang berkumpul dengan 9 brosist. Ia memang sangat sibuk dan harus bisa membagi waktu antara kuliah, keluarga dan pekerjaannya. Jika pagi hari ia harus kuliah pada siang harinya ia harus menyiapkan barang-barang untuk ia jual di pasar malam dan barulah malam hari setelah berdagang ia dapat menikamti istirahatnya bersama keluarga.
Aku ingat, Syodikin pernah berkata padaku bahwa ia sangat senang dapat berkumpul dengan kami (9brosist) karena sedikit banyak dapat menghilangkan kepenatan hidupnya. Agar dapat berkumpul bersama kami saja dia harus sedikit mengorbankan sedikit jam sibuknya asalkan ia masih dapat membagi waktu bersama sahabat-sahabatnya.
Dari persahabatanku dengan ayah aku dapat mengambil suatu hikmah bahwa dalam persahabatan itu, harus ada sikap saling mengerti akan kepentingan sahabatnya dan tidak memaksakan kehendak diri, yang jelas persahabatan yang sejati dapat melampaui dan menghibur diri daripada peran keluarga. Nikmatnya persahabatan akan terasa ketika kita telah dipenatkan oleh kehidupan berkeluarga. Good Luck 4 U Ayah.

Tidak ada komentar:

W E L C O M E T O S A H A B A T S E J A T I

Untaian katamu ternyata palsu
Janji indah telah kau ingkari untuk teus menjadi sahabatku

Tahukah kau sobat???
Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
Dapat juga ku rasakan dan menusuk jiwaku
Bahwa darah yang menetes dari luka itu
Seiring air mata yang mengalir di pipiku

Sadarkah kau sobat???
Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu
Adalah mmpi terburuk yang membebaniku
Bahwa sikap dinginmu untukku
Adalah pedang yang terus menghujam dadaku

Dulu secercah tawamu yang indah
Selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum
Tapi kini semua tlah berubah
Dan bukan lagi kebahagiaan
yang mamapu kau berikan padaku

Karena sahabat…
Kau khianati aq
dan kau cemari ikatan kita
Kau dengan mudah melepas jemariku
Padahal kau melihat aku
Rapuh tanpa kau di sampingku

Aku ingin kau jadi sahabat seumur hidupku
Tapi sebuah sungutan yg selalu ku dapat
Bila ku salah…
Sebuah nasehat yang selalu membimbingku bila ku marah
Takkan pernah jadi milikku
Kemana aku harus mencari semua???

Kau meninggalkan ku dengan alasan yang mengada-ada
Kau menarik dirimu
Di saat aku masih bertahan menyelamatkan semua
Kini apa yang bisa ku raih lagi???
Hanya tatapan dingin
Kebungkaman,kata-kata kasar dan pengkhianatan

Mengapa kau rusak hubungan ini???
Dengan kebohonganmu,kebosananmu,dan kepura-puraanmu???
Kau memang sungguh tega temanku
Kau hanya menganggap persahabatan kita
Dalam bentuk saling memanfaatkan

Kenapa aku yang kau sakiti???
Kenapa kita bisa mengenal???
Dan kenapa aku terlalu percaya padamu???

Jawaban itu takkan pernah ada sahabat
Yang ada hanyalah kerianganmu terbebas dariku
Dan kesakitanku yang sangat menyiksa

Terus ku bertanya padamu
Apakah ada kata sahabat di hidupmu??
seperti apa sahabat yang sempurna untukmu???
Dan kenapa kau tinggalkan aq??

Tapi kau takkan mau menjawab
Cuma penggalan kalimat
yang bisa kau utarakan
“Aku tak bisa jadi Sahabatmu”

Sudahlah sobat
sekarang cumaberibu maaf untukmu dariku
Maaf bila ku yang bersalah
Hingga persahabatan ini berakhir
Maaf bila terus mengusik
kehidupanmu sekarang yang begitu indah
MAAF SEKALI LAGI MAAF…
Bila sampai kapanpun
ku takkan pernah bisa menghapus
Semua bayanganmu

Meski kau telah pergi dan takkan kembali
Meski kau ingin menuntaskanku
Dan menghapus aku dari hidupmu
Dan meski kau hanya sahabat yang membawa luka bagiku

Bagiku…
Kau selalu jadi sahabatku
Selalu dalam hidupku
Karena kau adalah sahabat
Yang memiliki arti
Dari dulu sampai sekarang